Jumat, 23 Maret 2012

SEKILAS TENTANG TANAH

SEKILAS TENTANG TANAH

SIFAT FISIK TANAH

    Sifat fisik tanah : tekstur, struktur, kepadatan tanah, porositas, konsistensi, warna, air tanah, temperatur, aerasi.
    Tanah terdiri dari 3 komponen :
Komponen padatan terdiri atas mineral anorganik dan bahan organik.
Komponen cair (liquid) terdiri atas air, ion yang terlarut, molekul, gas yang secara kolektif disebut : cairan tanah (soil solution).
Komponen gas tanah seperti gas atmosfer di atas tanah tetapi berbeda proporsinya.
    Volume tanah = volume pori (air, gas) + volume padatan = konstan; untuk tanah yang tidak mengembang/swelling
    Tanah berswelling tidak konstan tergantung dari kandungan airnya
    Tanah ideal = 50% padatan dan 50% pori (45% bahan anorganik,5% organik)
    Pori = makro berisi udara atmosfer berisi air (air ditahan oleh gaya adhesi  partikel tanah dengan air melawan gaya gravitasi).
    Untuk analisis diperlukan berat tanah kering mutlak. Caranya dengan mengringovenkan pada suhu 105°C selama 48 jam yang dikenal dengan nama oven-dry-weight. Jumlah kalsium, potassium, bahan organik, air tanah dihitung berdasarkan oven-dry-weight.

JENIS – JENIS TANAH
Indonesia adalah negara kepulauan dengan daratan yang luas dengan jenis tanah yang berbeda-beda. Berikut ini adalah macam-macam / jenis-jenis tanah yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
1.    Tanah Humus
Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat.
2.    Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.
3.    Tanah Alluvial / Tanah Endapan
Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.
4.    Tanah Podzolit
Tanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah / dingin.
5.    Tanah Vulkanik / Tanah Gunung Berapi
Tanah vulkanis adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi.
6.    Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh : Kalimantan Barat dan Lampung.
7.    Tanah Mediteran / Tanah Kapur
Tanah mediteran adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan yang kapur. Contoh : Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
8.    Tanah Gambut / Tanah Organosol
Tanah organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa. Contoh : rawa Kalimantan, Papua dan Sumatera.


PATOLOGI SISTEM URINARIA

SISTEM URINARIA

Sistem Urinaria merupakan proses terjadinya penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh.
    Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh akan larut dalam air dan dikeluarkan berupa urine(air kemih). Dan zat yang diperlukan tubuh akan beredar kembali kedalam tubuh melalui pembulu kapiler darah ginjal, masuk kedalam pembulu darah dan selanjutnya beredar ke seluruh tubuh.Sistem urinaria ini merupakan suatu rangkaian organ yang terdiri dari ginjal, ureter, vesika urinaria dan uretra dengan fungsi sebagai berikut:
1.    GINJAL, yang mengeluarkan sekret Urine.
2.    URETER, yang menyalurkan Urine dari ginjal ke kandung kemih.
3.    KANDUNG KEMIH (VESIKA URINARIA), yang bekerja sebagai penampung Urine.
4.    URETRA, yang mengeluarkan urine dari kandung kemih.

(Sumber:
Anatomi dan fisiologi untuk paramedis, Evelyn C., Pearce, Gramedia Jakarta, 1995)

PATOLOGI GINJAL dan SALURAN KEMIH

    Penyebab gagal ginjal kronik yang tersering dapat dibagi menjadi delapan kelas seperti yang tercantum pada table di bawah ini.

Klasifikasi Penyakit    Penyakit
Penyakit Infeksi Tubulointerstitial    Pielonifritis Kronik/ Refluks nefropati
Penyakit Peradangan    Glomerulonefritis
Penyakit Vaskular Hipertensi    Nefrosklerosis benigna
    Nefrosklerosis maligna
     Stenosis arteria renalis
Gangguan Jaringan Ikat    Lupus eritematosus sistemik
    Poliarteritis nodosa
     Sklerosis sistemik progresif
Gangguan Kongenital dan Herediter    Penyakit Ginjal Polikistik
    Asidosis tubulus Ginjal
Penyakit Metabolik    Diabetes Melitus
Nefropati Toksik     Penyalahgunaan analgesik
    Nefropati Timah
Nefropati Obstruktif    Infeksi Traktus Urinarius bagian atas:
    Batu, Neoplasma, Fibrosis retroperitoneal
    Infeksi Traktus Urinarius bagian bawah:
     Uretritis, Prostatitis
    Sistitis (Infeksi Vesika Urinaria)
(Tabel: Klasifikasi Penyebab Gagal Ginjal Kronik)
Klasifikasi Penyakit    Penyakit
Penyakit Infeksi Tubulointerstitial    Pielonifritis Kronik/ Refluks nefropati
Penyakit Peradangan    Glomerulonefritis
Penyakit Vaskular Hipertensi    Nefrosklerosis benigna
    Nefrosklerosis maligna
     Stenosis arteria renalis
Gangguan Jaringan Ikat    Lupus eritematosus sistemik
    Poliarteritis nodosa
     Sklerosis sistemik progresif
Gangguan Kongenital dan Herediter    Penyakit Ginjal Polikistik
    Asidosis tubulus Ginjal
Penyakit Metabolik    Diabetes Melitus
Nefropati Toksik     Penyalahgunaan analgesik
    Nefropati Timah
Nefropati Obstruktif    Infeksi Traktus Urinarius bagian atas:
    Batu, Neoplasma, Fibrosis retroperitoneal
    Infeksi Traktus Urinarius bagian bawah:
     Uretritis, Prostatitis
    Sistitis (Infeksi Vesika Urinaria)

Pembahasan
1)    Pielonifritis Kronik/ Refluks nefropati
Refluks Urine terinfeksi kedalam Ureter yang kemudian masuk ke dalam Parenkim Ginjal.
Pielonifritis Kronik, infeksi dimulai pada bagian bawah Traktus Urinarius.

2)    Glomerulonefritis
Terjadinya gangguan pada unit filtrasi ginjal (Nefron=Glomerulus & Tubulus). Hal ini bisa disebabkan Penyakit Diabetes/ Hipertensi.

3)    Nefrosklerosis (Pengerasan Ginjal)
Menunjukkan adanya perubahan patologis pada pembuluh darah ginjal akibat hipertensi.
    Nefrosklerosis benigna
Penyempitan lumen pembuluh darah intrarenal. Ginjal dapat mengecil, biasanya simetris dan mempunyai permukaan yang berlubang-lubang dan bergranula.
    Nefrosklerosis maligna
Ginjal dapat berukuran normal dengan sedikit Granula dan beberapa petekia akibat pecahnya arteriol, atau dapat mengisut dan membentuk jaringan.

4)    Lupus eritematosus sistemik
Lebih sering menyerang wanita berusia antara 20 dan 40 tahun. Pada kasus Lupus eritematosus sistemik,tubuh membentuk antibodi terhadap DNAnya sendiri.


5)    Poliarteritis nodosa
Penyakit radang dan nekrosis yang melibatkan Arteria-arteria berukuran sedang dan kecil di seluruh tubuh.

6)    Penyakit Ginjal Polikistik
Ditandai dengan kista-kista multipel, bilateral, dan berekspansi yang lambat laun mengganggu dan menghancurkan Parenkim ginjal normal akibat penekanan. Ginjal dapat membesar (Kadang-kadang sebesar sepatu bola) dan terisi oleh kelompok kista-kista yang menyerupai anggur. Kista-kista itu terisi oleh cairan Jernih atau hemoragik.

7)    Asidosis tubulus Ginjal
Gangguan ekskresi ion hydrogen (H+) dari ekskresi Tubulus ginjal atau kehilangan bikarbonat (HCO3-) dalam urine, walaupun GFR yang memadai tetap dipertahankan.

8)    Diabetes Melitus
Nefropati diabetika (Penyakit ginjal pada pasien diabetes) merupakan salah satu penyebab kematian terpenting pada Diabetes mellitus yang lama.

9)    Penyakit Asam Urat Ginjal
Pengendapan Kristal asam urat dalam tubulus ginjal yang menyebabkan obstruksi dan berkembangnya gagal ginjal akut.

(Sumber :
Patofisiologi, Konsep klinis proses-proses penyakit. Price A.S & Wilson L.M., Edisi 6, ECG, Jakarta, 2006)






MACAM-MACAM JENIS NYAMUK

MACAM-MACAM JENIS NYAMUK
1.    Nyamuk Aedes aegypti

Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, A. aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever) dan chikungunya. Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa virus dengue, A. aegypti merupakan pembawa utama (primary vector) dan bersama Aedes albopictus menciptakan siklus persebaran dengue di desa dan kota. Mengingat keganasan penyakit demam berdarah, masyarakat harus mampu mengenali dan mengetahui cara-cara mengendalikan jenis ini untuk membantu mengurangi persebaran penyakit demam berdarah.

Ciri-ciri jentik Aedes aegypti
1.    Bentuk siphon besar dan pendek yang terdapat pada abdomen terakhir
2.    Bentuk comb seperti sisir
3.    Pada bagian thoraks terdapat stroot spine
Ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti
1.    Bentuk tubuh kecil dan dibagian abdomen terdapat bintik-bintik serta berwarna hitam.
2.    Tidak membentuk sudut 90ยบ
3.    Penyebaran penyakitnya yaitu pagi atau sore
4.    Hidup di air bersih serta ditempat-tempat lain yaitu kaleng-kaleng bekas yang bisa menampung air hujan
5.    Penularan penyakit dengan cara membagi diri.
6.    Menyebabkan penyakit DBD.
    Bionomik
a)    Perilaku dan siklus hidup
Aedes aegypti bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang mengisap darah. Hal itu dilakukannya untuk memperoleh asupan protein yang diperlukannya untuk memproduksi telur. Nyamuk jantan tidak membutuhkan darah, dan memperoleh energi dari nektar bunga ataupun tumbuhan. Jenis ini menyenangi area yang gelap dan benda-benda berwarna hitam atau merah. Demam berdarah kerap menyerang anak-anak karena anak-anak cenderung duduk di dalam kelas selama pagi hingga siang hari dan kaki mereka yang tersembunyi di bawah meja menjadi sasaran empuk nyamuk jenis ini.


b)    Pengendalian Vektor
Cara yang hingga saat ini masih dianggap paling tepat untuk mengendalikan penyebaran penyakit demam berdarah adalah dengan mengendalikan populasi dan penyebaran vektor. Program yang sering dikampanyekan di Indonesia adalah 3M, yaitu menguras, menutup, dan mengubur.
•    Menguras bak mandi, untuk memastikan tidak adanya larva nyamuk yang berkembang di dalam air dan tidak ada telur yang melekat pada dinding bak mandi.
•    Menutup tempat penampungan air sehingga tidak ada nyamuk yang memiliki akses ke tempat itu untuk bertelur.
•    Mengubur barang bekas sehingga tidak dapat menampung air hujan dan dijadikan tempat nyamuk bertelur.

Beberapa cara alternatif pernah dicoba untuk mengendalikan vektor dengue ini, antara lain mengintroduksi musuh alamiahnya yaitu larva nyamuk Toxorhyncites sp. Predator larva Aedes sp. ini ternyata kurang efektif dalam mengurangi penyebaran virus dengue.
Penggunaan insektisida yang berlebihan tidak dianjurkan, karena sifatnya yang tidak spesifik sehingga akan membunuh berbagai jenis serangga lain yang bermanfaat secara ekologis. Penggunaan insektisida juga akhirnya memunculkan masalah resistensi serangga sehingga mempersulit penanganan di kemudian hari.




2.    Nyamuk Anopheles
Anopheles (nyamuk malaria) merupakan salah satu genus nyamuk. Terdapat 400 spesies nyamuk Anopheles, namun hanya 30-40 menyebarkan malaria (contoh, merupakan "vektor") secara alami. Anopheles gambiae adalah paling terkenal akibat peranannya sebagai penyebar parasit malaria (contoh. Plasmodium falciparum) dalam kawasan endemik di Afrika, sedangkan Anopheles sundaicus adalah penyebar malaria di Asia. Anopheles juga merupakan vektor bagi cacing jantung anjing Dirofilaria immitis.
Sering orang mengenalnya sebagai salah satu jenis nyamuk yang menyebabkan Penyakit Malaria. "nyamuk malaria banyak terdapat di rawa-rawa, saluran-saluran air, dan permukaan air yang terekspos sinar matahari. Ia bertelur di permukaan air." nyamuk ini hinggap dengan posisi menukik atau membentuk sudut. Sering hinggap di dinding rumah atau kandang. Warnanya bermacam-macam, ada yang hitam, ada pula yang kakinya berbercak-bercak putih. Waktu menggigit biasanya dilakukan malam hari. Banyak jenis nyamuk anopheles yang bisa menyebabkan penyakit malaria. Ada anopheles sundaicus yang banyak terdapat di air payau, seperti di Kepulauan Seribu. nyamuk ini berkembang biak di lingkungan yang banyak ditumbuhi ganggang. Ia akan meletakkan telurnya di ganggang hijau yang banyak reniknya, sehingga begitu menetas, jentiknya langsung mendapat makanan renik yang hidup di antara ganggang tersebut. Ada lagi anopheles maculatus dan anopheles balabacensis yang banyak terdapat di perbukitan, seperti di Bukit Manoreh, Yogyakarta. Biasanya nyamuk ini bertelur di mata air, di air rembesan, atau di sungai yang tak deras airnya, seperti di antara bebatuan sungai. Ada lagi anopheles aconitus yang banyak hidup di daerah pesawahan atau saluran-saluran air yang ada rumputnya. Selain yang sudah disebutkan, masih banyak lagi jenis anopheles lainnya. Menurut Soeroto ada sekitar 70 jenis nyamuk ini. Penyakit malaria yang ditimbulkan pun jenisnya bermacam-macam, tergantung jenis parasitnya. Semisal, ada malaria falsiparum, vivak, ovale, dan malariae. Selain itu, nyamuk anopheles bisa juga menyebabkan penyakit kaki gajah.
a.    Ciri-ciri
•    Sangat dipengaruhi kelembaban dan suhu
•    Menggigit pada malam hari
•    Jarak terbang 0,5-3 km
•    Umur di laboratorium dewasanya 3-5 minggu
Ciri-ciri jentik nyamuk Mansonia    
1.    Bentuk siphon seperti tanduk
2.    Jentik nyamuk mansonia menempel pada akar tumbuhan air.
3.    Pada bagian toraks terdapat stoot spine.
Ciri-ciri nyamuk anopheles
1.    Bentuk tubuh kecil dan pendek
2.    Antara palpi dan proboscis sama panjang
3.    Menyebabkan penyakit malaria
4.    Pada saat hinggap membentu sudut  90ยบ
5.    Warna tubunya coklat kehitam
6.    Bentuk sayap simetris
7.    Berkembang biak di air kotor atau tumpukan sampah
b.    Bionomik
a.    Siklus hidup nyamuk anopheles
Nyamuk Anopheles mempunyai siklus hidup , yang termasuk dalam metamorfosa sempurna. Yang berarti dalam siklus hidupnya terdapat stage/fase pupa. Lama siklus hidup dipengaruhi kondisi lingkungan, misal : suhu, adanya zat kimia/biologisdi tempat hidup. Siklus hidup nyamuk Anopheles secara umum adalah:
1.    Telur
Setiap bertelur setiap nyamuk dewasa mampu menghasilkan 50-200 buah telur. Telur langsung diletakkan di air dan terpisah (tidak bergabung menjadi satu). Telur ini menetas dalam 2-3 hari (pada daerah beriklim dingin bisa menetas dalam 2-3 minggu).
2.    Larva
Larva terbagi dalam 4 instar , dan salah satu ciri khas yang membedakan dengan larva nyamuk yang lain adalah posisi larva saat istirahat adalah sejajar di dengan permukaan perairan, karena mereka tidak mempunyai siphon (alat bantu pernafasan). Lama hidup kurang lebih 7 hari, dan hidup dengan memakan algae,bakteri dan mikroorganisme lainnya yang terdapat dipermukaan .
3.    Pupa (kepompong)
Bentuk fase pupa adalah seperti koma, dan setelah beberapa hari pada bagian dorsal terbelah sebagai tempat keluar nyamuk dewasa.
4.    Dewasa
Nyamuk dewasa mempunyai proboscis yang berfungsi untuk menghisap darah atau makanan lainnya (misal, nektar atau cairan lainnya sebagai sumber gula). Nyamuk jantan bisa hidup sampai dengan seminggu, sedangkan nyamuk betina bisa mencapai sebulan. Perkawinan terjadi setelah beberapa hari setelah menetas dan kebanyakan perkawinan terjadi disekitar rawa (breeding place). Untuk membantu pematangan telur, nyamuk menghisap darah, dan beristirahat sebelum bertelur. Salah satu ciri khas dari nyamuk anopheles adalah pada saat posisi istirahat menungging.   









3.    Nyamuk Culex sp


a.    Ciri-ciri Morfologi
Ciri-ciri jentik nyamuk Culex
1.    Bentuk siphon langsing dan kecil yang terdapat pada abdomen terakhir.
2.    Bentuk comb tidak beraturan.
3.    Jentik nyamuk culex membentuk sudut di tumbuhan air(menggantung)   
Ciri-ciri nyamuk Culex
1.    Palpi lebih pendek dari pada probocis.
2.    Bentuk sayap simetris.
3.    Berkembang biak di tempat kotor atau di rawa-rawa.
4.    Penularan penyakit dengan cara membesarkan tubuhnya.
5.    Menyebabkan penyakit filariasis
6.    Warna tubuhnya coklat kehitaman





4.    Nyamuk Mansonia









a.    Ciri-ciri
Ciri-ciri jentik nyamuk Mansonia
1.    Bentuk siphon seperti tanduk
2.    Jentik nyamuk mansonia menempel pada akar tumbuhan air.
3.    Pada bagian toraks terdapat stoot spine.

Ciri-ciri nyamuk Mansonia
1.    Pada saat hinggap tidak membentuk sudut 90ยบ
2.    Bentuk tubuh besar dan panjang
3.    Bentuk sayap asimetris.
4.    Menyebabkan penyakit filariasis
5.    Penularan penyakit dengan cara membesarkan tubuhnya.
   
b.    Bionomik
1.    Telur  diletakan saling berdekatan membentuk rakit dibawah permukaan daun tanaman air
2.    Larva  memiliki kait (saw) untuk mengambil O2 pentil pernapasan    
3.    Pupa   terompet runcing keras dan kuat untuk menusuk akar tanaman
4.    Dewasa  ada rambut (bristel) di depan spirakel femur hind dengan 3-5 gelang yang teratur urat-urat sayap dilengkapi dengan scale sayap yang luas, asimetris gelap terang.