polusi udara baik dari polusi secara fisik, kimia dan biologi. Polutan kasat mata seperti bakteri dan kapang dapat menjadi sumber infeksi bagi pekerja yang beraktivitas di ruangan tersebut. Menurut Permenkes No:1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, jumlah kuman kurang dari 700 koloni/m3 udara serta bebas kuman patogen.
Sumber polutan yang mempengaruhi kualitas udara ruangan diantarannya penggunaan Air Conditioner (AC) sebagai alternative untuk mengganti ventilasi alami namun AC yang jarang dibersihkan akan menjadi tempat nyaman bagi mikroorganisme untuk berbiak, selain itu metoda dan frekuensi pembersihan ruangan dan jumlah karyawan di dalam ruangan juga berkontribusi untuk menambah jumlah dan jenis mikroba di udara. Faktor lingkungan suhu dan kelembaban ruangan juga mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme.
PEMERIKSAAN BAKTERI UDARA
A. Tujuan:
Setelah melakukan pemeriksaan mahasiswa mampu untuk :
1. Mengambil sample untuk pemeriksaan bakteri udara
2. Melakukan pemeriksaan bakteri udara
3. Membaca hasil pemeriksaan
4. Menyimpulkan polusi udara berdasarkan jumlah bakteri yang ada.
B. Materi :
Udara bukan merupakan habitat jasad renik , sel-sel jasad renik terdapat dalam udara sebagai kontaminan atauspora jamur yang tersebar di udara, kuman pathogen tersebar di udara melalui butiran-butiran debu atau melalui residu tetesan air ludah yang kering. Bakteri yang terdapat di udara umumnya yang berspora , misalnya : Bacillus Sp, Clostridium Sp, M. tuberculosa.
Jasad renik pathogen terdapat di udara bersama 2 jenis partikel :
1. Residu tetesan dahak yang telah diuapkan (inti tetesan)
2. Partikel debu yang jauh lebih besar.
Sifat-sifat dari dan pengendalian infeksi melalui udara
INTI TETESAN PARTIKEL UDARA
Sumber patikel di udara Penguapan tetesan yang dikeluarkan dari saluran pernapasan karena bersin, batuk dan berbicara Pergerakan yg menyebabkan terlepasnya partikel dari kulit dan pakaian, aliran udara yang dapat menerbangkan debu yang telah mengendap sebelumnya.
Kebiasaan menetap Tetap diudara karena adanya gerakan udara (kecepatan rata-rata pengendapan pada ruang tenang, 1,2 Cm/menit) Dengan cepat mengendap di tanah (kecepatan rata-rata pengendapan, 46 Cm/menit) disebarkan lagi oleh pergerakan udara.
Jasad renik tiap partikel Jarang lebih dari satu Biasanya banyak
Dapat mencapai jaringan peka dan makna dalam penyakit Diendapkan di paru-paru mungkin penyebab Diendapkan pada permukaan luar dan saluran pernapasan bagian atas.
Sifat-sifat epidemiologic Epidemi yang menjalar (penyakit di tularkan secara berantai dari orang per orang) Epidemi berhubungan dengan tempat-tempat khusus sebagai sumber infeksi
Tindakan-tindakan pengendalian Ventilasi, penyinaran sinar ultra ungu dari udara, penguapan glikol. Pencegahan penumpukan bahan penyebab infeksi (misalnya, sterilisasi pakaian dan alas tidur) pencegahan penyebaran (misalnya meminyaki lantai dan alas tidur, dan pengaturan system ventilasi yang baik)
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehan RI Nomor : 1335 / menkes / SK / V / 2002
Tentang standar operasional pengambilan dan pengukuran sampel kualitas udara di rumah sakit.
Titik pengambilan sampel
Jumlah titik sampel minimal sebesar 10% dari jumlah masing-masing ruangan
C. Tahap pemeriksaan
1. Alat dan bahan
a. Cawan Petri e. Erlenmayer
b. Pipet ukur f. PCA
c. Inkubator g. Coloni Counter
d. Impinger + vacuum h. Tabung reaksi
2. Cara Kerja metode pendedahan / pengendapan
• Siapkan 3 buah Petri disk steril dan isikan dengan PCA tunggu hingga beku.
• Letakan Petri pada lokasi yang akan disempling di 3 tempat yang berbeda (maksud 3 tempat agar populasi udara terambil secara rata, jumlah 3 petri tidak mengikat. Bila lokasi cukup luas dapat dilebihkan / jumlah Petri tergantung luas lokasi yang akan disampling) Petri biarkan dalam kondisi terbuka, jauh dari sinar matahari langsung dan biarkan selama 10 menit.
• Inkubasi Petri pada suhu 30 ºC selama 24 jam, buat kontrol (agar yang tidak dibuka pada praktek ini bias digunakan kontrol agar pada pemeriksaan TPC.
• Hitung koloni yang tumbuh pada bagian atas media, tidak ada keterikatan antara 30 – 300, seluruh koloni yang tumbuh dihitung..
• Jumlah titik sangat tergantung dari luas ruangan ( 10% dari luas ruangan )
3. Cara Kerja metode pengisapan udara dengan alat impinger.
a. Persiapan
• Periksa batterai melalui indicator Flow Rate (tingkat akhir) 2,0 Lpm (liter/menit) apabila indicator kisaran naik turun 0,2 L-m perlu diganti batterai.
• Isi Impinger dengan larutan fisiologis NaCl 0,9% atau media buffer pepton 1 % sebanyak 10 ml.
• Tutup tabung impinger dengan rapat , jangan sampai terdapat gelembung.
• Sterilisasi tabung impinger yang sudah berisi media penyerap dengan sterilisasi basah pada suhu 121 ºC , selama 15 menit.
• Tempatkan impinger pada badan alat.
b. Pelaksanaan.
• Impinger yang telah berisi larutan media atau NaCl 0,9% dihubungkan denganFlow meter.
• Hidupkan alat dan atur flow meter 1-2 Lpm (tergantung luas ruangan)
• Baca dan catat flow meter pada skala indicator
• Lakukan pengambilan sampel selama 15-30 menit, sesuai dengan kondisi kebersihan ruangan.
• Matikan alat dan lepaskan impinger dari badan lat.
• Masukan sampel kedalam Cool Box dan bawa ke laboratorium.
c. Metode Analisis
• Siapkan 5 buah cawan Petri steril
• Tuangkan sampel kedalam 4 cawan Petri steril, masing-masing 1 ml.
• Pada Petri ke 5 digunakan sebagai kontrol (tanpa sampel)
• Pada ke 5 cawan Petri masing-masing tuangkan media agar (Plate Count Agar) sebanyak 10-15 ml dalam suhu 46-50 ºC.
• Goyangkan ke 5 cawan Petri secara perlahan agar bercampur merata.
• Diamkan cawan Petri yang berisi sampel sampai membeku kemudian inkubasi dalam incubator suhu 37 ºC selama 24 - 48 jam, dengan posisi cawan terbalik..
• Koloni yang tumbuh di hitung.
d. Perhitungan
R [ koloni/ml ] = [ a + e ] + [ b + e ] + [ c + e ] + [ d + e ]
______________________________________________ 4
JK = R x V x 1000/m³
____________________
Q x t
Keterangan :
JK : Jumlah Kuman
R : Jumlah koloni rata-rata
V : Larutan fisiologis / media [ ml ]
Q : Debit aliran udara [ L / menit ]
t : Lamanya waktu pengambilan sampel [ menit ]
a,b,c,d : Jumlah koloni pada cawan Petri a,b,c dan d.
e : Jumlah koloni pada cawan Petri kontrol
(Sumber : Tim Dosen Pembimbing Praktikum PENYEHATAN UDARA, Politeknik Kementerian Kesehatan Jakarta II Jurusan Kesehatan Lingkungan, 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar